you can change this text here!!
Fine Art of Web Design', this session will lift the lid on web technologies including XHTML, CSS and DOM scripting and show you exactly where they fit in with modern web design. Andy will reveal the lid on web technologies including XHTML, CSS and DOM scripting and show where they fit in with modern web design....
Posted on 10.00

Lagu Padamu negeri dan maknanya

Filed Under () By blognesian di 10.00

Padamu negeri kami berjanji

Padamu negeri kami berbakti

Padamu negeri kami mengabdi

Bagimu negeri jiwa raga kami

Lagu wajib Padamu Negeri ini digubah oleh almarhum Kusbini. Lagu ini sederhana saja baik dari segi lirik maupaun syairnya sehingga mudah dihafal dan dinyanyikan. Dahulu ketika anak masuk sekolah TK atau kelas satu SD, mereka langsung bisa hafal lagu ini. Mungkin tujuan lagu ini digubah sederhana agar makna lagu ini bisa dihayati dan dijiwai oleh setiap orang Indonesia, mulai dari anak masuk sekolah TK sampai kakek- nenek yang mau masuk liang kubur.
Meskipun lirik dan syairnya seherdana, tetapi tidak demikian dengan makna yang terkandung di dalamnya. Mari kita kupas isi dari setiap barisnya:
Padamu negeri kami berjanji
Yang dimaksud janji di sini adalah janji yang harus dipenuhi dan hanya ditujukan kepada negeri atau negara, tidak ditujukan kepada yang lain. Janji itu bukan janji seperti yang terjadi pada saat ini. Kalau jaman sekarang menteri atau pejabat dijanji/disumpah sebelum memangku jabatan, artinya berjanji/bersumpah akan patuh kepada atasannya. Patuh dalam hal ini tentu dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk misalnya, patuh dalam hal bagi-bagi rejeki. Jadi, janji kepada negeri sangat berbeda maknanya dengan janji kepada atasan.
Padamu negeri kami berbakti
Artinya setiap warga negara wajib berbakti kepada negeri /negara. Setiap orang wajib berbuat sesuatu yang berguna atau dapat membawa perbaikan bagi negeri ini, sesuai dengan kemampuannya. Pemerintah dan rakyat bahu-membahu membagun negeri.
Bukan malahan seperti yang sekarang terjadi, pemerintah sibuk mencari cara melanggengkan kekuasaan, wakil rakyat ribut melulu mengurusi partai, pejabat rebutan posisi di sana sini.
Padamu negeri kami mengabdi
Setiap warga negara wajib mengabdi kepada negeri. Jaman perjuangan dulu, rakyat dan pemimpinnya berjuang untuk negeri ini tak kenal bayaran, semata-mata hanya pengabdian, dan ini sungguh sungguh terjadi. Tujuannya bagaimana membuat negara ini bisa merdeka, kemudian maju dan berkembang. Kalau jaman sekarang mana ada yang namanya pengabdian. Sudah dapat bayaran saja masih terus menggerogoti negeri ini, ada yang tega menjual pulau, ada yang pakai cara kolusi dan korupsi. Bahkan yang namanya korupsi sudah tak lagi pakai sistem kolot model kuno yang sembunyi-sembunyi, sekarang sudah mengadopsi sistem marketing modern. Kalau dalam ilmu marketing ada istilah MLM (multi level marketing), dalam korupsi juga ada namanya MLK (multi level korupsi).
Bagimu negeri jiwa raga kami
Demi negeri ini, setiap warga negara diwajibkan rela berkorban apa saja, kalau perlu sampai mengorbankan jiwa dan raga untuk negeri ini. Seperti apa yang dilakukan oleh rakyat pejuang dan pemimpin pada jaman perjuangan dahulu, mereka berguguran tanpa berharap akan menikmati hasil dari negeri yang diperjuangkannya.
Kalau keadaan sekarang, penggambaran yang cocok adalah “darimu negeri untuk jiwa raga kami”. Artinya, apa pun yang bisa kita manfaatkan dari negeri ini ya dirampok demi jiwa raga ini. Sayangnya, hanya mereka yang mengatur negara yang bisa dan yang kebagian
Nah, sangat mengagumkan kan maknanya?
Sampai tahun sembilan puluh sekian, lagu Padamu Negeri ini digunakan untuk menutup siaran berita yang disiarkan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) pusat dan pancarluaskan oleh radio-radio swasta nasional ke seluruh antero nusantara. Kala itu memang hampir setiap jam ada siaran berita yang disiarkan secara nasional. Tak mengherankan bila lagu wajib ini begitu lekat dengan telinga seluruh rakyat, mulai dari yang ada di perkotaan sampai dengan yang tinggal di pelosok pedesaan .
 
Referensi : http://sejarah.kompasiana.com/2011/08/05/padamu-negeri/

Posted on 09.50

Laut Indonesia dan Terjadi Kerusakannya

Filed Under () By blognesian di 09.50

Laut Indonesia memiliki luas lebih kurang 5,6 juta km 2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, dengan potensi sumberdaya, terutama perikanan laut yang cukup besar, baik dari segi kuantitas maupun diversitasnya. Selain itu Indonesia tetap berhak untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam di laut lepas di luar batas 200 mil laut ZEE, serta pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam dasar laut perairan internasional di luar batas landas kontinen.Nampak bahwa kepentingan pembangunan ekonomi di Indonesia lebih memanfaatkan potensi sumberdaya daratan daripada potensi sumberdaya perairan laut.
Indonesia sebagai negara maritim yang sedang bermasalah dengan kerusakan hutan dan lingkungan pesisir serta laut, rasanya tidak pantas hanya puas karena menjadi tuan rumah konferensi perubahan iklim dan terumbu karang dunia. Sementara masalah mendasar menjaga lingkungan laut dari pencemaran limbah tambang dan beracun di perairan sendiri, masih terabaikan.
Sedikitnya sampai saat ini 340.000 ton limbah tambang (tailing) per hari dibuang dan mencemari laut dari dua perusahaan asing terbesar yang beroperasi di wilayah Papua dan Nusa Tenggara Barat. Selain itu laut juga tercemar minyak oli kapal yang mencapai 80 juta liter per tahun. Persoalan pencemaran laut juga terjadi di Jawa Timur. Di perairan Situbondo misalnya, limbah asam sulfat (H2So4) dengan bebas dibuang ke Selat Madura oleh pabrik pengolahan kepala dan kulit udang (citin). Akibatnya ratusan petani tambak usaha budidaya laut dan hatchery mengalami gagal panen. Demikian pula Kali Surabaya yang bermuara di Selat Madura menjadi tempat menampung limbah dari sedikitnya 105 pabrik. Limbah pabrik mengandung unsur logam berat, seperti merkuri dan timah yang berbahaya bagi mahluk hidup. Pencemaran limbah tentunya berbahaya pula bagi perikanan tangkap dan usaha budidaya pesisir dan laut di 10 kabupaten dan kota di pesisir Selat Madura. Selat dengan potensi ikan 214.097 ton per tahun itu, juga menjadi tempat buangan lumpur Lapindo melalui Kali Porong.. Data hasil uji Laboratorium Penguji Balai Pengembangan Budidaya Air Payau (LPBPBAP), Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur menyebutkan, sebanyak 15 parameter diteliti menggunakan beberapa spesifikasi metode. Sembilan parameter diantaranya melebihi ambang batas standar baku mutu air untuk budidaya air payau. Sampling yang diuji berasal dari anak Kali Porong. Sungai Permisan di Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Sungai Tuyono dan Sungai Avor Alo di Kecamatan Porong, tanah tambak di desa Permisan dan desa Plumbon serta kolam lele di desa Penatar Sewu, Kecamatan Tanggulangin. Lumpur mengandung unsur amonia (NH3), nitrit (NO2), sulfida (S2), dan klorin (Cl 2) untuk satuan miligram per liter tercatat melampaui ambang batas. Demikian pula unsur besi (Fe), tembaga (Cu), mangan (Me) dan bromida (Br2) melebihi ketentuan standar yang diatur berdasarkan PP No.82 tahun 2001. Bahkan ditemukan plankton jenis prorocentrum sp yang meracuni ikan.
Hasil uji laboratorium bulan Maret lalu, aliran lumpur Lapindo mencemari pula Sungai Ketapang di Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Oksigen terlarut, amonia, nitrit, tembaga, klorin dan seng melebihi ambang batas dan menyebabkan gagal panen sejumlah tambak udang yang dialiri Sungai Ketapang.
Sementara itu 85.510 nelayan dan 14.832 petani tambak menggantungkan pendapatannya dari Selat Madura. Kondisi selat seluas 9.500 kilometer persegi itu akan bertambah parah jika limbah tailing sebanyak 2.361 ton per hari jadi dibuang ke laut. Limbah tersebut berasal dari penambangan emas di Hutan Lindung Tumpang Pitu, Banyuwangi, dikhawatirkan akan mencemari pula Selat Bali dan Samudera Indonesia. Pencemaran di perairan Jawa Timur adalah sebuah tamparan. Permasalahan itu seharusnya berani dibeberkan delegasi Jawa Timur di sidang World Ocean Conference (WOC). Sehingga mendapat perhatian dan menjadi isu pencemaran laut lokal, yang mampu menggugah kesadaran dunia international.
Dampak perubahan iklim
Indonesia dijadwalkan menjadi tuan rumah WOC tanggal 11-15 Mei 2009 di Manado, Sulawesi Utara. Forum international itu rencananya akan dihadiri ratusan pakar lingkungan, kelautan dan iklim dunia. Pemanasan global akan menjadi agenda utama. Agenda lainnya adalah membahas kelestarian terumbu karang, Coral Triangle Initiative (CTI) Summit. Seperti diketahui terumbu karang merupakan unsur penting untuk menjaga kemampuan laut menyerap 40 persen karbon dioksida. Pencemaran udara telah meresahkan penduduk dunia karena menaikkan suhu panas bumi. Hal ini berdampak pada penggelembungan molekul air laut dan pencairan glaciers dan bongkah gunung es yang menaikan permukaan laut. Kondisi itu berdampak pada perubahan iklim, meningkatkan frekuensi badai topan, dan banjir sehingga memukul penduduk pesisir. Pengaruh buruk kenaikkan permukaan laut telah menenggelamkan sejumlah pulau di Samudera Pasific dan Samudra Indonesia. Antara lain Pulau Kiribati, Vanuatu, Tuvalu dan Kepulauan Marshall serta Kepulauan Maladewa dan beberapa pulau Indonesia. Di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur sedikitnya 5 pulau tenggelam dalam 10 tahun terakhir ini. Hasil verifikasi Depdagri, Departemen Kelautan dan Perikanan serta Bakorsurtanal menyebutkan, dari 17.504 pulau yang dimiliki Indonesia ternyata jumlahnya menyusut menjadi 17.480 pulau. Berkurangnya jumlah pulau tersebut diduga selain karena pemanasan global dan akibat degradasi lingkungan.
Konservasi Laut
Menghijaukan permukaan bumi, memperbaiki ekosistem laut adalah upaya meredam panas bumi. Pada dasarnya laut mampu mengubah air kotor menjadi nutrient, melenyapkan zat polutan air, mengubah karbon dioksida menjadi makanan dan oksigen. Akan tetapi eksploitasi hasil laut secara berlebihan (overfsihing) menyabotase ekosistem laut. Lingkungan laut menjadi tidak stabil, kemampuan laut memproduksi hasil laut semakin menurun. Untuk memulihkan kondisinya dengan memperbanyak wilayah konservasi laut. Indonesia sangat berkepentingan dengan konservasi laut mengingat posisinya termasuk dalam wilayah triangel coral reef. Lebih dari 18 persen terumbu karang dunia yang menjadi tempat berkembang biaknya ikan tuna, dan ribuan spesies laut lainnya berada di perairan nusantara. Hutan Amazone bawah laut itu, lokasinya terbentang dari utara Kalimantan, Kepulauan di Filipina, Halmahera, Papua Niugini, Kepulauan Solomon, Kepulauan Arafura, Timor Leste, selatan Nusatenggara, Selat Bali hingga selatan Kalimantan dengan luas 75.000 kilometer persegi. Keberadaan kawasan konservasi memang penting, akan tetapi hal itu seharusnya tidak membatasi akses nelayan untuk memanfaatkan sumber daya laut. Konservasi laut umumnya dimanfaatkan untuk wisata bahari. Taman Nasional Laut atau Taman Wisata Laut pada kenyataannya menutup ruang gerak nelayan. Pemanfaatannya untuk wisata bahari telah memutus wilayah tangkap nelayan dan mengesampingkan peran masyarakat pesisir.

Referensi : http://cintailautindonesia.blogspot.com/2009/07/kerusakah-laut-indonesia.html
http://ikasiwalima.wordpress.com/2007/09/15/profil-laut-indonesia/

Posted on 04.16

MASALAH SOSIAL DI JAKARTA

Filed Under () By blognesian di 04.16


Penanganan masalah kesejahteraan sosial di Indonesia belum terintegrasi. Tak terkecuali pada ibukota, yaitu Jakarta. Banyak permasalahan sosial di Jakarta yang belum teratasi maksimal. Mulai dari kemiskinan, penyakit masyarakat, banjir, kependudukan,dan masih banyak lagi.

Kemiskinan
Kita semua menyadari bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya tetapi masih banyak kita temui permukiman masyarakat miskin hampir setiap sudut kota, terutama Jakarta. Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai permukiman masyarakat miskin tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang mesti disingkirkan. Anggota Komisi VIII DPR RI, H Zulkarnaen Djabar mengatakan itu pada diskusi interaktif terkait program Pemberdayaan Sosial di Kementerian Sosial (Kemensos) di Jakarta, Rabu (14/7). Dia mengatakan, saat ini ada sekitar 17 kementerian dan lembaga yang menangani masalah kesejahteraan sosial, termasuk pengentasan kemiskinan dengan jumlah anggaran keseluruhan lebih Rp69 triliun. Antarkementerian itu saling tumpang tindih kebijakan dan program untuk pengentasan kemiskinan.
"Seharusnya hanya ada satu kementerian menangani masalah kesejahteraan yang mengurusi pengentasan kemiskinan. Saat ini antardepartemen sudah tumpang tindih. Perlu satu atap kebijakan agar lebih fokus pengentasan kemiskinan dan anggaran yang juga fokus. Sekarang ini, penanganan BOS ditangani Kemendiknas, beras Raskin oleh Bulog, pemberian bibit atau benih bagi petani tidak mampu oleh Kementerian Pertanian. Jadi bingung rakyat kita,” katanya.
Dari segi anggaran pun terkesan terkotak-kotak. Dia menyontohkan anggaran yang ada di Kemensos yang dinilainya tidak sesuai dengan beban masalah sosial yang ada di Indonesia. Hitungan secara konseptual anggaran ideal yang dibutuhkan Kemensos sekitar Rp8,4 triliun untuk percepatan pembangunan sosial. Kenyataannya, saat ini anggaran Kemensos yang diterima hanya Rp4 triliun, atau kurang dari setengah kebutuhan angka ideal.
Besarnya kenaikan anggaran sebesar Rp4 triliun itu pun baru terealisasi untuk anggaran kerja tahun 2011, sementara tahun 2010 anggaran Kemensos hanya Rp3,7 triliun. Dana Rp3,7 triliun itu pun sepertiganya atau sekitar Rp1,3 triliun digunakan untuk Program Keluarga Harapan (PKH).
"Sementara Direktorat Pemberdayaan Sosial, salah satu direktorat di lingkungan Kemensos yang mengurusi masalah kemiskinan menerima anggaran Rp700 miliar. Tentu saja ini kurang memadai," kata Zulkarnain.
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos, Rusli Wahab mengatakan, anggaran paling besar dari direktoratnya digunakan untuk penanggulangan fakir miskin seperti daerah kumuh, program Kelompok Usaha Bersama (KUBE), program pembangunan daerah tertinggal dan komunitas adat terpencil (KAT). "Tapi karena keterbatasan anggaran, belum banyak penyandang masalah kesejahteraan sosial yang kami tangani," kata Rusli.
Saat ini, dari 9 juta rumah tangga miskin, baru 3,3 juta yang masuk PKH. Sementara dari 126 ribu KAT, baru 80 ribu yang diberdayakan. Itu pun membutuhkan waktu setidaknya 3 dekade.

Penyakit masyarakat
Mengenai penyakit masyarakat yang sering kita lihat adalah banyak warga Jakarta yang membuang sampah di sungai, mencuci, memasak, bahkan sampai hal yang bersifat pribadi pun di lakukan di sungai itu juga. Bukan pilihan mereka kalau melakukan seperti itu. Apa mau dikata, mereka telah datang ke Jakarta bahkan bermukim di bantaran sungai misalnya hingga bertahun-tahun karena tidak mempunyai keahlian yang tetap dan bisa dipertimbangkan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di kota ini. Banyak orang mengemis, gelandangan, dan pengamen yang sering ditemui di Jakarta karena mereka ingin mengadu nasib tanpa memikirkan bagaimana kedepannya. Hanya berpikir bahwa Jakarta adalah kota impian, kota peruntungan mereka untuk menuju masa depan yang lebih baik, tapi nyatanya? Makin banyak pengangguran dimana-mana.

Banjir
Pembangunan tanpa kendali di wilayah hilir, penyimpangan peruntukan lahan kota, dan penurunan tanah akibat eksploitasi air oleh industri, menyebabkan turunnya kapasitas penyaluran air sistem sungai, yang menyebabkan terjadinya banjir besar di Jakarta.
Untuk memperbaiki keadaan, Jakarta membangun dua banjir kanal, yaitu Banjir Kanal Timur dan Banjir Kanal Barat. Banjir Kanal Timur mengalihkan air dari kali Cipinang ke arah timur, melalui daerah Pondok Bambu, Pondok Kopi, Cakung, sampai Cilincing. Sedangkan Banjir Kanal Barat yang telah dibangun sejak zaman kolonial Belanda, mengaliri air melalui Karet, Tanahabang, sampai Angke. Selain itu Jakarta juga memiliki dua drainase, yaitu Cakung Drain dan Cengkareng Drain.
LALU, APA PENYEBAB STRESS, KRIMINALITAS, DAN KEMISKINAN DI JAKARTA ?
Kehidupan kaum muda yang hidup di perkotaan seperti Jakarta saat ini makin rentan terhadap stres dan beresiko terserang berbagai penyakit seperti maag, jantung, pembuluh darah, dan penyakit berbahaya lainnya.
Tingkat stres hidup di perkotaan itu sangat tinggi, stres itu ada dua, stres pikiran dan stres tubuh.
Tata Ruang di Jakarta juga menjadi pemicu stress.
JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai kota metropolitan, Jakarta memiliki banyak masalah. Sebutlah banjir di musim hujan, krisis air tanah yang makin mengkhawatirkan, polusi udara yang tinggi, kemacetan lalu lintas, serta melonjaknya kaum urban di Jakarta. Dengan segala masalah ini, warga Jakarta lebih rentan terkena stres.
Stres menjadi salah satu gangguan kejiwaan yang sering dialami warga Jakarta. Berdasarkan riset dari Strategic Indonesia yang diungkapkan dalam talkshow “Carut Marut Kota Jakarta, Picu Tingkat Stres“, dari total jumlah pasien puskesmas se-Jakarta tahun 2007, warga Jakarta yang mendapat perawatan akibat stres mencapai sekitar 1,4 juta jiwa.
“Gejala tersebut bervariasi dari stres hingga berkembang jadi gangguan kejiwaan ringan sampai berat,” ujar Dr Ratna Mardiyati, SpKj, direktur Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan yang menjadi pembicara dalam talkshow, Kamis (1/10).
Bila dirunut lebih jauh, penyebab stres ini antara lain berakar pada carut marutnya tata ruang di Jakarta. Masalah lingkungan dan tata ruang kota yang tidak terbenahi memperburuk tingkat stres.
Menurut Firdaus Cahyadi, pengamat lingkungan hidup dari Satu Dunia, tata ruang kota Jakarta yang diatur dalam PerDa Jakarta No. 6 Tahun 1999 menjadikan Jakarta sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pemerintahan. Segala aktivitas ekonomi menuntut pemerintah untuk terus membangun kota Jakarta sebagai kawasan komersial.
“Berbagai kawasan komersial dan pusat perbelanjaan dibangun tanpa mempertimbangkan keseimbangan tata ruang kota Jakarta. Kawasan resapan air dan ruang terbuka hijau semakin sempit,” papar Firdaus dalam acara yang sama. “Rencana Induk Jakarta 1965-1985 yang memperuntukkan kawasan seluas 729 hektare sebagai lapangan hijau, kini diubah menjadi pusat perbelanjaan dan perkantoran di daerah Senayan.”
Akibat dari pembangunan tersebut, unsur-unsur penghasil oksigen berkurang, sehingga menjadikan masyarakat lebih sensitif dan mudah emosional. Masyarakat juga tidak mendapatkan ruang untuk bersantai dan bersosial, sehingga tak mengherankan gangguan kejiwaan makin meningkat.

Posted on 05.22

TAWURAN

Filed Under () By blognesian di 05.22

Tawuran atau Tubir adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Sebab tawuran ada beragam, mulai dari hal sepele sampai hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok.
Seringnya terjaditauran antar pelajar sekolah, tidak hanya orang dewasa dan anak remaja saja sekrang yang melakukan tawuran juga anak kecil. Tidak main- main banyak banyak orang yang melkukan tawuran menggunakan alat- alat yang dapat membahayakan orang lain. Biasanya hanya salah paham biasa tawuran itu sering terjadi. Tidak hanya salah paham, perbedaan saja dapat terjadi tawuiran, pada pertandingan sepak bolo cuma karena pemainnya kalah sering terjadi kekecewaan yang dalam yang mengakibatkan tawuran antar pendukung. atau pada pemilihan anggota umum daerah jika orang yang mereka pilih tidak menang maka akan sering tawuran dengan kelompok yang menang, padahal seharunya mereka dapat menyelesaikan dengan kepala dingin.
Seperti kasus yang dikutip detik.com,  Jakarta - Buntut pengeroyokan wartawan yang berujung tawuran, siswa SMA 6 Jakarta diliburkan 5 hari. Seluruh siswa kelas X, XI, XII pun diimbau tidak datang ke sekolah hingga tanggal 26 September. Pihak sekolah juga menegaskan kasus perkelahian dengan wartawan sudah ditangani Kapolres Jaksel dan instansi terkait. "Mohon para siswa tidak datang ke sekolah sudah tanggal 25/9/2011," imbau pihak sekolah.

Sesuai jadwal dalam website tersebut, seharusnya para siswa melaksanakan ulangan awal semester gasal tahun ajaran 2011/2012. Ulangan tersebut berlangsung dari tanggal 15 hingga 21 September 2011. Namun akibat insiden tadi siang, pihak sekolah terpaksa memundurkan jadwal dan meliburkan siswa.

Aksi ini bermula saat wartawan Trans7 mengalami penganiayaan saat melakukan aktivitas jurnalistik. Reporter Oktaviardi mengambil gambar saat anak-anak SMA 70 dan SMA 6 tawuran di sekitar kawasan Blok M pada Jumat (16/9), pukul 18.30 WIB.

Octaviardi kemudian dikeroyok oleh sejumlah siswa berseragam tersebut. Tak hanya dikeroyok, kaset rekaman berisi tawuran antar pelajar itu pun ikut dirampas.
Pakar pendidikan yang masih aktif mengajar, Arief Rachman, Sabtu (1/10), mengatakan, pelaku tawuran biasanya itu-itu saja alias mudah diidentifikasi.
”Pelaku tawuran hanya sebagian kecil dari jumlah siswa dalam satu kelas, satu angkatan, bahkan satu sekolahan. Seharusnya mudah diidentifikasi dan diambil tindakan secepatnya bagi yang bersangkutan,” kata Arief.
Identifikasi murid-murid yang sering mengganggu aktivitas belajar mengajar bisa dilakukan sejak dini. Dari pengamatan sehari-hari, guru bisa menandai murid-murid mana sajakah yang cenderung memicu onar. Guru bisa meminta membicarakan masalah tersebut dengan orang tua murid dan bersama-sama membahas jalan keluar terbaik. Berkonsultasi ke psikolog, misalnya, bisa juga menjadi pilihan.
Secara umum, agar tawuran tidak terus terulang, ada empat pihak atau lembaga yang harus bersama-sama melakukan empat hal. Keempat pihak tersebut yaitu orang tua atau rumah tangga keluarga terdekat si siswa, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Keempat pihak itu bisa melakukan advokasi pencegahan tawuran terulang melalui komunikasi, edukasi, alternatif kegiatan, atau penegakan aturan, represif.
”Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak, guru dan siswa. Terapkan mendidik sesuai kaidah asalnya yaitu mengajari anak berbudi pekerti baik dan menyerap ilmu pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan nyata. Bukan meraih nilai tinggi, gelar, atau masuk sekolah ternama dengan segala cara,” lanjutnya.
Di era modern ini banyak kegiatan bisa diikuti siswa. Beragam sekolah dan jurusan pendidikan tersedia untuk menyalurkan bakat dan minat. Kalau balet dianggap kegiatan berkelas, tidak harus semua anak perempuan dipaksa orangtuanya belajar balet. Jika minatnya memang soal masak-memasak, mengapa tidak didukung masuk sekolah kejuruan sesuai bidangnya.
Ariest Merdeka Sirait dari Komisi Nasional Perlindungan Anak mengatakan, orang tua seharusnya memahami sifat, kelebihan, dan kekurangan anak sejak masih kanak-kanak.
”Ketika sudah dibiasakan berkomunikasi dengan baik, setiap kali ada kesalahan, si ibu atau bapak dan guru bisa menegurnya dengan bahasa yang baik. Orang tua harus menerima anak apa adanya dan mendukung si anak maju dengan kemampuan yang dimilikinya,” kata Ariest.
Di sisi lain, setiap kali anak berbuat kesalahan, apalagi disengaja, sanksi harus diterapkan. Arief yang telah berpuluh tahun mengajar di berbagai sekolah mengatakan, ia pernah menegur siswanya yang bermasalah.
”Saya tegur dia. Kemudian, saya coba pisahkan dia dari teman lain dan mengajaknya berbicara. Kalau ada kesalahan, tetap harus diberi sanksi,” tegasnya.
Jika saja orang tua dan guru mau menerapkan solusi mudah ala Arief dan Ariest, sistem pendidikan di negeri ini yang cenderung seperti mengelola bisnis, bisa dikikis habis.
Namun, entah mengapa, banyak orang tua dan guru pun sepertinya abai. Anak seakan dibiarkan tersesat dan menjadi korban keabaian itu.


referensi : http://edukasi.kompas.com/read/2011/10/02/08270564/Pencegahan.Tawuran.yang.Tak.Banyak.Dilakukan
http://id.wikipedia.org/wiki/Tawuran
http://www.detiknews.com/read/2011/09/20/022539/1725996/10/buntut-tawuran-siswa-sma-6-jakarta-diliburkan-5-hari