TUGAS ETIKA PROFESI
Studi Kasus
1. Apa sebenarnya kepakaran dari seorang sarjana
teknik industri?
2. Tuliskan karakter-karakter tidak ber-ETIKA
menurut kalian dalam kehidupan sehari-hari (beri 5 contoh dan analisa) ?
3. Tuliskan aktivitas tidak ber-ETIKA
professional dalam bekerja (beri 5 contoh dan analisa) ?
Jawaban:
1.
Untuk menjawab apa sebenarnya kepakaran seorang teknik industri, sebelumnya
saya akan mendefinisikan arti kepakaran itu sendiri terlebih dahulu. Menurut
wikipedia, Kepakaran
(expertise) adalah pengetahuan yang ekstensif dan spesifik yang diperoleh
melalui rangkaian pelatihan, membaca, dan pengalaman. Pengetahuan membuat pakar
dapat mengambil keputusan secara lebih baik dan lebih cepat daripada non-pakar
dalam memecahkan problem yang kompleks.
Kepakaran dari seorang sarjana teknik industri dibagi menjadi tiga bagian utama untuk
memudahkan penjelasannya:
a.
Teknik industri berfokus kepada perancangan, peningkatan dan
instalasi dari sistem terintegrasi yang terdiri atas manusia, material,
peralatan dan energi …
Bagian ini
mendeskripsikan 3 peran utama yang harus dilakukan seorang teknik industri
yaitu merancang,
meningkatkan
dan menginstalasi sebuah sistem terintegrasi.
Dalam
definisi ini dijelaskan bahwa sebuah sistem terintegrasi pasti memiliki minimal
4 komponen (sub-sistem) yaitu manusia, material, peralatan dan energi. Ini
berarti semua sistem yang memproduksi atau meningkatkan nilai tambah baik
berupa barang maupun jasa adalah obyek yang dikelola oleh teknik industri.
Merancang menunjukkan
kemampuan untuk secara kreatif mengkombinasikan pengetahuan yang telah dimiliki
kedalam sebuah rancangan sistem. Sistem yang paling klasik yang dirancang
adalah sebuah sistem produksi manufaktur, baik hanya sebuah 1 line produksi
atau lengkap 1 buah pabrik. Tetapi pada kenyataannya, sistem disini dapat
berupa pula sebuah sistem solusi integratif (integrated solution systems),
yaitu rancangan solusi yang “khas TI”: rancangan yang multi-perspective,
multi-disiplin, multi-approach dan multi-dimensi. Solusi yang multi inilah yang
menjadi kekuatan TI. Disinilah letak kemampuan integratif, yang membuat banyak
lulusan teknik industri bekerja pada bidang konsultasi.
Meningkatkan dapat diterjemahkan
sebagai manajemen.
Pakar manajemen mengatakan bahwa ada beda antara administrasi dan manajemen.
Administrasi berorientasi untuk mengerjakan hal yang sama terus menerus secara
tepat aturan, sedangkan manajemen bermakna ada peningkatan yang harus dilakukan.
Berdasarkan definisi ini tentunya manajemen menunjukkan kemampuan untuk
melakukan pemecahan masalah, karena inti dari peningkatan adalah kemampuan
memecahkan masalah. Ini mencakup kepekaan mengidentifikasikan masalah,
kemampuan analisa dengan berbasis data menggunakan ilmu statistik, berfikir
sistem dan lain sebagainya yang berguna dalam memecahkan masalah.
Menginstalasi
menunjukkan
kemampuan untuk melakukan pendefinisian langkah-langkah yang dibutuhkan untuk
melakukan instalasi terhadap rancangan sistem. Menginstalasi membutuhkan ilmu
manajemen proyek, walaupun manajemen proyek untuk teknik industri tentu berbeda
dengan teknik sipil.
Menginstalasi
memaksa seorang teknik industri untuk berfikir jauh kedepan dalam merancang dan
meningkatkan sistem. Dalam 7 kebiasaan manusia efektif, konsep ini dikenal
sebagai mulailah dari hasil akhir yang diinginkan (Begin With the End in Mind).
Penterjemahan konsep ini contohnya adalah design for maintenance, design for
manufacture, design for six sigma dsb. yaitu sebuah konsep perancangan yang
sudah memasukkan unsur kemudahan pemeliharaan, pembuatannya bahkan pengontrolan
kualitasnya sehingga produk dapat lebih cepat diterima oleh pasar dalam
kualitas optimal.
b.
Untuk ini dibutuhkan pengetahuan dan keahlian dalam bidang
matematika, fisika dan ilmu-imu sosial serta prinsip dan metodologi
teknik/rekayasa.
Bagian ini
menunjukkan kebutuhan keilmuan dasar untuk mendukung peran seorang teknik
industri dan penegasan bahwa teknik industri walaupun erat dengan ilmu sosial
masih merupakak bidang teknik. Itulah sebabnya dalam kurikulum teknik industri
tahun pertama sarat dengan kuliah-kuliah dasar keteknikan seperti kalkulus,
aljabar linear, fisika, kimia dan sebagainya, walaupun muatannya tentunya
disesuaikan dengan kebutuhan dari teknik industri.
Prinsip dan
metodologi teknik/rekayasa adalah penekanan pada aspek desain, prototyping dan
membangun sistem (develop=engineer) yang merupakan ciri khas bidang ilmu
teknik. Jika ahli teknik lain membangun sistem nyata (tangible) seperti jembatan,
bangunan, mesin dsb, maka ahli teknik industri memiliki tugas yang lebih berat,
yaitu membangun yang nyata (pabrik atau proses produksi) tetapi pada saat yang
sama membangun yang tidak nyata (intangible) seperti sistem penilaian kinerja,
sistem pengembangan SDMnya, perhitungan activity based costingnya, jadwal
pemeliharaanya, dsb. Jadi kerjaannya malah lebih berat.
c.
Untuk menspesifikasikan, memprediksi dan mengevaluasi hasil yang
diperoleh dari sebuah sistem terintegrasi.
Bagian 3
merupakan sebuah konsekuensi yang logis dari penterjemahan bagian 1 dari
definisi teknik industri, yaitu 3 peran utama teknik industri tentunya akan
menciptakan sebuah sistem baru atau sistem perbaikan dengan kinerja yang
lebih baik. Ini berarti perbaikan atau perancangan harus berorientasi
kepada fakta dan data.
Ada 3
permasalahan dalam kinerja, yaitu bagaimana menspesifikasikan kinerja,
memprediksi kinerja yang telah dispesifikasikan dan bagaimana mengevaluasinya.
Menspesifikasikan: Kinerja
harus dispesifikasikan di awal sebuah perancangan atau peningkatan sistem,
karena setiap pihak bisa jadi memiliki perbedaan persepsi terhadap arti
kinerja. Seorang ahli keuangan mengatakan kinerja baik dari sebuah sistem
adalah penghematan biaya, seorang marketing mengatakan kinerja baik berarti
memenuhi kebutuhan pelanggan, seorang manajer produksi mengatakan kinerja baik
adalah kesesuaian dengan standard produk. Semua kinerja ini tidak ada yang
salah, tetapi semua kinerja ini bisa saling bertentangan dan berakibat sistem
tidak akan kemana-mana, sehingga perlu diselaraskan.
Menspesifikasikan,
juga berarti seorang teknik industri harus menentukan indikator, cara
mendapatkan indikator, merancang cara mencari data, menentukan alat yang
digunakan untuk mengukurnya, frekuensi pengukuran dsb.
Memprediksi: setelah
dispesifikasikan, tentunya ketika merancang atau meningkatkan sistem kita sudah
bisa mendapatkan semacam gambaran bagaimana sistem tadi berfungsi nantinya dan
bagaimana kinerjanya. Artinya, kinerjalah yang menjadi patokan anda dalam memperbaiki
dan merancang sistemnya, bukan berdasarkan feeling atau malah tidak memiliki
dasar sama sekali.
Mengevaluasi:
tentunya
setelah sistem diperbaiki atau dirancang dan diinstalasi, maka kita perlu
melakukan evaluasi secara riil terhadap kinerja yang telah dirancang pada saat
awal. Jika kinerja telah dispesifikasikan dengan baik pada saat awal, maka pada
langkah ini dijalankan pengevaluasian kinerja. Tentunya hasil dari evaluasi
akan menjadi umpan balik dalam perbaikan berikutnya.
Pada
akhirnya, tuntutan seorang sarjana teknik industri harus memahami benar makna
profesionalisme. Sikap yang harus dijalankan oleh seorang insinyur yang
menjunjung tinggi kode etik seorang insinyur yang professional yaitu: senantiasa
mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, bekerja
sesuai dengan kompetensinya, dan dapat dipertanggungjawabkan.
2.
Etika sebagai sebuah nilai yang menjadi pegangan seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku di dalam kehidupan kelompok,
tentunya tidak akan terlepas dari tindakan-tindakan tidak etis.
Karakter-karakter tidak ber-ETIKA dalam
kehidupan sehari-hari antara lain:
a.
Membuang sampah tidak pada tempatnya;
Tidak boleh
sembarangan dan punya aturan dan etika yang harus diikuti agar tidak
menimbulkan masalah dengan lingkungan dan sosial kemasyarakatan sekitar. Butuh
peran serta aktif dari masyarakat untuk membantu pemerintah untuk menanggulangi
masalah sampah. Saya pernah mendengar cerita dari teman saya yang pernah ke
jepang. Dia bercerita bahwa disana menjujung tinggi nilai etika dan etos kerja.
Salah satu karakter yang menunjukkan nilai etika orang disana adalah terdengar
sepele, yaitu pantang membuang sampah sembarangan. Jika mempunyai bekas sampah
kemasan yang habis dipakai, mereka mengantonginya sampai ketemu tempat sampah.
Saya yakin orang di indonesia pun mengetahui bahwa buang sampah harus pada
tempatnya. Terdengar klise, tetapi faktanya permasalahan seperti banjir serta
banyak lingkungan kotor akibat sampah masih banyak di indonesia. Jadi, saya menyimpulkan
ini merupakan karakter tidak ber-etika yang sering banyak kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari yang harus diobati pada SDM negara kita.
b.
Pemarah
Kerapkali seseorang berwatak pemarah dan
emosional tidak menyesuaikan pada tempatnya. Tindakan karakter tidak ber-etika ini bisa disebabkan
oleh beberapa faktor. Menurut Jan
Hoesada (2002), Tindakan tidak etis juga bisa muncul karena faktor perilaku dan kebiasaan individu. Perilaku dan kebiasaan individu, tanpa memperhatikan faktor lingkungan di
mana individu tersebut berada.
Faktor lainnya yaitu lingkungan tidak etis. Suatu lingkungan dapat mempengaruhi orang lain yang
berada dalam lingkungan tersebut untuk melakukan hal serupa. Lingkungan tidak
etis ini terkait pada teori psikologi sosial, di mana anggota mencari
konformitas dengan lingkungan dan kepercayaan pada kelompok.
c.
Melanggar aturan lalu lintas dalam berkendara
Banyak sekali para pemakai kendaraan bermotor
yang nekat memasuki jalur busway, padahal sudah ada UU yang mengancam siapa saja
yang melewati jalur busway. Sudah
banyak peraturan yang dikeluarkan oleh PEMDA DKI untuk melakukan penertiban
dalam berlalu lintas. Namun masyarakat yang kurang taat, menjadikan peraturan
itu seolah tidak berlaku buat mereka.
Ternyata pelanggaran seperti itu masih sering
terjadi dalam keseharian mereka dan itu melanggar etika berlalu lintas. Tindakan pelangaran terhadap etika seperti beberapa
contoh diatas akan mendapatkan beberapa jenis sanksi, yaitu sanksi sosial maupun sanksi hukum.
d.
Egois
Seringkali merendam rasa karakter egois manusia diperlukan agar tidak
menimbulkan konflik antar manusia. Mau
menerima masukan dari orang lain, dan mau bekerja sama dalam kelompok merupakan
contoh keseharian yang diperlukan dengan menyingkirkan sifat egois. Karakter
egois merupakan karakter tidak ber-etika yang sering kita temui sehari-hari.
e.
Mencuri
Karakter
mental ini termasuk salah satu karakter tidak ber-etika yang dapat merugikan
orang lain. Kebutuhan individu merupakan faktor utama penyebab terjadinya
tindakan-tindakan tidak etis. Dalam
kehidupan sehari-hari sering kita jumpai berita tentang mencuri. Contohnya, mencuri
dalam skala besar, seseorang bisa saja melakukan korupsi untuk mencapai kebutuhan
pribadi dalam kehidupannya. Sebuah keinginan yang tidak terpenuhi itulah yang
memancing individu melakukan tindakan-tindakan yang tidak etis dan mendapat
sanksi hukum.
3.
Aktivitas-aktivitas tidak ber-ETIKA professional dalam bekerja
antara lain:
a.
Tidak bekerja secara jujur dan tidak dapat dipercaya: Contohnya,
memanipulasi data keuangan perusahaan merupakan perilaku yang tidak ber-etika
dan tidak profesional. Kecurangan yang dilakukan telah banyak melanggar prinsip
etika etika profesi, diantaranya melanggar prinsip integritas dan perilaku
profesional. Selain merugikan perusahaan, dapat mendapatkan sanksi sosial
maupun hukum karena tidak bekerja sesuai kode etik bekerja.
b.
Bekerja dengan tidak bertanggungjawab: Contohnya, Tugas yang
diberikan atasan tidak dilaksanakan dengan maksimal bahkan mengabaikannya.
Sikap tidak ber-etika profesional ini dapat menghambat tujuan perusahaan serta
merugikan orang lain atau rekan kerjanya.
c.
Segala kepentingan pribadi yang bertentangan dengan
kepentingan perusahaan: Suatu konflik atas kepentingan dapat timbul bila pekerja mempunyai,
secara langsung maupun tidak langsung kepentingan pribadi di dalam mengambil
suatu keputusan, dimana keputusan tersebut seharusnya diambil secara objektif,
bebas dari keraguan dan demi kepentingan terbaik dari perusahaan. Konflik
kepentingan muncul saat kepentingan pribadi pegawai mendorongnya melakukan
tindakan yang mungkin bukan merupakan tindakan yang terbaik bagi perusahaan,
dan tidak melulu selalu berkaitan dengan masalah uang. Contohnya adalah segala konsultasi atau
hubungan lain yang signifikan dengan, atau berkeinginan mengambil
andil di dalam pemasok, pelanggan
atau competitor, segala penjualan pada atau pembelian dari perusahaan yang bersifat
pribadi, dll
d.
Melanggar peraturan dalam tempat bekerja: Peraturan dibuat untuk
para pekerja tidak menyimpang serta mengefisiensikan agar mencapai tujuan
perusahaan. Tidak mentaati peraturan menunjukkan tidak ber-etika dalam bekerja
professional.
e.
Mengabaikan standar teknis dan kehati-hatian profesional:
Kompetensi yang dipunyai seorang profesional wajib dimilki dalam bekerja. Melanggar
pedoman atau prosedur dibidangnya akan menimbulkan tindakan tidak etis. Contoh
konkretnya di dalam kode etik jurnalistik misalnya, jelas telah disebutkan
dalam pasal 5 agar tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku
kejahatan. Apalagi pelakunya tersebut masih dibawah umur. Tetapi pada kasus
selebriti anak Ahmad dhani, banyak media yang menyebutkan identitas aslinya. Untuk
di bidang industri, standar teknis yang tidak ber-etika juga banyak ditemukan
pada masalah limbah pabrik yang tidak dibuang pada tempatnya/ sebagaimana
mestinya.