you can change this text here!!
Fine Art of Web Design', this session will lift the lid on web technologies including XHTML, CSS and DOM scripting and show you exactly where they fit in with modern web design. Andy will reveal the lid on web technologies including XHTML, CSS and DOM scripting and show where they fit in with modern web design....
Posted on 05.22

TAWURAN

Filed Under () By blognesian di 05.22

Tawuran atau Tubir adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Sebab tawuran ada beragam, mulai dari hal sepele sampai hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok.
Seringnya terjaditauran antar pelajar sekolah, tidak hanya orang dewasa dan anak remaja saja sekrang yang melakukan tawuran juga anak kecil. Tidak main- main banyak banyak orang yang melkukan tawuran menggunakan alat- alat yang dapat membahayakan orang lain. Biasanya hanya salah paham biasa tawuran itu sering terjadi. Tidak hanya salah paham, perbedaan saja dapat terjadi tawuiran, pada pertandingan sepak bolo cuma karena pemainnya kalah sering terjadi kekecewaan yang dalam yang mengakibatkan tawuran antar pendukung. atau pada pemilihan anggota umum daerah jika orang yang mereka pilih tidak menang maka akan sering tawuran dengan kelompok yang menang, padahal seharunya mereka dapat menyelesaikan dengan kepala dingin.
Seperti kasus yang dikutip detik.com,  Jakarta - Buntut pengeroyokan wartawan yang berujung tawuran, siswa SMA 6 Jakarta diliburkan 5 hari. Seluruh siswa kelas X, XI, XII pun diimbau tidak datang ke sekolah hingga tanggal 26 September. Pihak sekolah juga menegaskan kasus perkelahian dengan wartawan sudah ditangani Kapolres Jaksel dan instansi terkait. "Mohon para siswa tidak datang ke sekolah sudah tanggal 25/9/2011," imbau pihak sekolah.

Sesuai jadwal dalam website tersebut, seharusnya para siswa melaksanakan ulangan awal semester gasal tahun ajaran 2011/2012. Ulangan tersebut berlangsung dari tanggal 15 hingga 21 September 2011. Namun akibat insiden tadi siang, pihak sekolah terpaksa memundurkan jadwal dan meliburkan siswa.

Aksi ini bermula saat wartawan Trans7 mengalami penganiayaan saat melakukan aktivitas jurnalistik. Reporter Oktaviardi mengambil gambar saat anak-anak SMA 70 dan SMA 6 tawuran di sekitar kawasan Blok M pada Jumat (16/9), pukul 18.30 WIB.

Octaviardi kemudian dikeroyok oleh sejumlah siswa berseragam tersebut. Tak hanya dikeroyok, kaset rekaman berisi tawuran antar pelajar itu pun ikut dirampas.
Pakar pendidikan yang masih aktif mengajar, Arief Rachman, Sabtu (1/10), mengatakan, pelaku tawuran biasanya itu-itu saja alias mudah diidentifikasi.
”Pelaku tawuran hanya sebagian kecil dari jumlah siswa dalam satu kelas, satu angkatan, bahkan satu sekolahan. Seharusnya mudah diidentifikasi dan diambil tindakan secepatnya bagi yang bersangkutan,” kata Arief.
Identifikasi murid-murid yang sering mengganggu aktivitas belajar mengajar bisa dilakukan sejak dini. Dari pengamatan sehari-hari, guru bisa menandai murid-murid mana sajakah yang cenderung memicu onar. Guru bisa meminta membicarakan masalah tersebut dengan orang tua murid dan bersama-sama membahas jalan keluar terbaik. Berkonsultasi ke psikolog, misalnya, bisa juga menjadi pilihan.
Secara umum, agar tawuran tidak terus terulang, ada empat pihak atau lembaga yang harus bersama-sama melakukan empat hal. Keempat pihak tersebut yaitu orang tua atau rumah tangga keluarga terdekat si siswa, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Keempat pihak itu bisa melakukan advokasi pencegahan tawuran terulang melalui komunikasi, edukasi, alternatif kegiatan, atau penegakan aturan, represif.
”Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak, guru dan siswa. Terapkan mendidik sesuai kaidah asalnya yaitu mengajari anak berbudi pekerti baik dan menyerap ilmu pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan nyata. Bukan meraih nilai tinggi, gelar, atau masuk sekolah ternama dengan segala cara,” lanjutnya.
Di era modern ini banyak kegiatan bisa diikuti siswa. Beragam sekolah dan jurusan pendidikan tersedia untuk menyalurkan bakat dan minat. Kalau balet dianggap kegiatan berkelas, tidak harus semua anak perempuan dipaksa orangtuanya belajar balet. Jika minatnya memang soal masak-memasak, mengapa tidak didukung masuk sekolah kejuruan sesuai bidangnya.
Ariest Merdeka Sirait dari Komisi Nasional Perlindungan Anak mengatakan, orang tua seharusnya memahami sifat, kelebihan, dan kekurangan anak sejak masih kanak-kanak.
”Ketika sudah dibiasakan berkomunikasi dengan baik, setiap kali ada kesalahan, si ibu atau bapak dan guru bisa menegurnya dengan bahasa yang baik. Orang tua harus menerima anak apa adanya dan mendukung si anak maju dengan kemampuan yang dimilikinya,” kata Ariest.
Di sisi lain, setiap kali anak berbuat kesalahan, apalagi disengaja, sanksi harus diterapkan. Arief yang telah berpuluh tahun mengajar di berbagai sekolah mengatakan, ia pernah menegur siswanya yang bermasalah.
”Saya tegur dia. Kemudian, saya coba pisahkan dia dari teman lain dan mengajaknya berbicara. Kalau ada kesalahan, tetap harus diberi sanksi,” tegasnya.
Jika saja orang tua dan guru mau menerapkan solusi mudah ala Arief dan Ariest, sistem pendidikan di negeri ini yang cenderung seperti mengelola bisnis, bisa dikikis habis.
Namun, entah mengapa, banyak orang tua dan guru pun sepertinya abai. Anak seakan dibiarkan tersesat dan menjadi korban keabaian itu.


referensi : http://edukasi.kompas.com/read/2011/10/02/08270564/Pencegahan.Tawuran.yang.Tak.Banyak.Dilakukan
http://id.wikipedia.org/wiki/Tawuran
http://www.detiknews.com/read/2011/09/20/022539/1725996/10/buntut-tawuran-siswa-sma-6-jakarta-diliburkan-5-hari

0 komentar